Pusat Pendidikan Komputer Al-Azhar Lampung Sebagai wadah Pengembangan Teknologi Informasi bagi peserta didik, tenaga didik dan tenaga kependidikan tingkat SD1, SD2, SMP 3 dan SMA 3 guna peningkatan profesionalisme SDM

"Setiap jiwa diciptakan bertabiat tergesa-gesa sehingga kesabaran memang bukan sifat asli pada kebanyakan jiwa. Dan karena ketergesaannya jiwa yang belum seimbang akan berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Marilah kita menjadi jiwa yang ikhlas mengerjakan yang bisa kita kerjakan, dan menyerahkan yang berada di luar kemampuan kita kepada Alloh SWT, agar kita dirahmati dengan kesabaran." Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu didunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Alloh karena tiada lagi yang mengasihimu diakhirat.

Rabu, 16 Mei 2012

Pembelajaran Pendekatan Kontekstual

Menciptakan masyarakat belajar bukanlah hal yang mudah apalagi jika ini dikaitkan dengan hasil pembelajaran di sekolah. Siswa bukan sebagai obyek dari transfer ilmu melainkan sebagai subyek yang harus menggali, mendapatkan serta menguraikan ilmu. Siswa dituntut mandiri dalam memecahkan masalah, menganalisis lingkungan, melakukan adaptasi sosial dan menjembatani setiap permasalahan dalam kehidupan. Proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa sendiri yang menemukan jawaban atas permasalahan ilmu. Komunikasi verbal, hafalan, daya ingat mungkin membantu dalam kehidupan nantinya tetapi tanpa dibekali, skill, ability dan inquiry dalam memecahkan masalah mustahil hidupnya akan bermakna.
Contexual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan proses belajar mengajar dalam rangka mencari produktifitas pembelajaran. Standarisasi kurikulum sebagai acuan atau rambu-rambu pembelajaran harus di kembangkan dengan strategi belajar yang baik artinya CTL senantiasa berkembang mengikuti trend sistem pendidikan. Pendekatan CTL adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh (7) komponen yaitu : (1) Constructivism, (2) Questioning, (3) Inquiry (4) Learning Community (5) Modelling (6) Reflection) dan Authentic Assessment (Kasbollah, 2002).

Pendekatan di atas adalah landasan membangun kerangka berfikir, dimulai dari fakta, data dan konsep. Siswa harus mampu mengkonstruk pikirannya melalui pengalaman ilmu dan pengamatan sosial terutama kegiatan pemecahan masalah. Siswa harus dapat menemukan jawaban dari setiap permasalahan dengan kreatif, inovatif membangun dirinya agar berguna bagi orang lain disekitarnya, seperangkat fakta, data dan konsep dirangkai menjadi kesatuan yang memiliki makna. Siswa akan menjadi inovatif dengan ketrampilan ingin selalu mengetahui hal-hal yang tersamar. Guru senantiasa membimbing, mendorong serta membuat penilaian pola-pola pikir siswa, bagaimana siswa menggali informasi, apakah yang telah mereka ketahui dan yang belum diketahui. Ketrampilan dalam menemukan pengetahuan harus melibatkan orang lain terutama kerjasama di kelas.

Kerjasama di kelas dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi afektif dan psikomorik karena saling berkomunikasi, memperoleh informasi dan memberikan alternatif pemecahan masalah sehingga proses belajar dan pembelajaran tercapai dengan maksimal serta mengoptimalkan hasil yang diperoleh dengan merespon semua hal yang diketahui kemudian dikaryakan dalam bentuk hasil baik catatan, jurnal maupun pendapat sehingga bentuk penilaian terhadap siswa lebih akurat. 

Silahkan Lanjutkan Membaca Artikel Berikut ! diambil dari Moh Syafiruddin Pada Tanggal November 2011

1. Pembelajaran Kooperatif

2. Tujuan-pembelajaran-kooperatif 

3. Pengertian-model-pembelajaran-tuntas 

4. Metode-ceramah 

5. Evaluasi-dan-prestasi-belajar 

6. Macam-macam-metode-mengajar 

7. Media-pembelajaran 

8. Metode-tanya-jawab 

9. Pengertian-metode-mengajar-pendidikan-agama-islam 

10. Rencana-pelaksanaan-pembelajaran-rpp-tik-berkarakter 

11. Metode-pemecahan-masalah-problem-solving 

12. Metode-demontrasi 


0 komentar:

Posting Komentar